Total Tayangan Halaman

Sabtu, 09 Agustus 2014

Kekecewaan Sebagian Pendukung Damarwulan akibat Tim Transistor.

Pembuatan Tim Transistor telah membuat sebagian pendukung Damarwulan kecewa. Ada yang menganggap Damarwulan dipengaruhi orang-orang maruk karena putusan Makamah Kalkurator saja belum ada. Lapen, penjual nasgor, termasuk yang kritik ini. Tapi banyak yang kecewa karena tak diikutsertakan dalam tim itu. Partai Pekokkabeh, kaum sarungan, serta kiri-kiri termasuk yang tidak dapat jatah.

Damarwulan Centre yang ngelibet cari posisi pantas kuciwa. Mereka merapat ke Damarwulan sejak setahun terakhir ketika survey Damarwulan tinggi. Kiri kiri dan Paguyuban Salaharah Indonesia sewaktu Pemilihan Lurah Ibukota justru banyak serang Damarwulan dan dukung orang lain.  Dengan komposisi Tim Transistor yang ada, maka dapat ditebak bahwa pertarungan elit Damarwulan dimenangkan grup Konglo hitam.  Konglo hitam pengembat duit rakyat (diwakili Rince Kembangronce), fundamentalis K1/ SW (diwakili Hastag Kroco). Fundamentalis K2/ JR (Anduk Wajan), himpunan mahasiswa ingusan (Satria Hadramaut), dan petualang (Kabar Ngasal). 

Ini pkulan telak buat kiri-kiri yang sudah lama nggarap Damarwulan. Satria H 6 bulan lalu masih nyerang blusak-blusuk Damarwulan, sekarang justru tangan kanan. Karena puyeng mungkin kesingkir, kabar ngasal, Bejadmiko sering ngamar dengan temon-temon yang disuplai Kadit. Kiri-kiri puyeng karena banyak kelompok kok tiba-tiba menyalip di tikungan. Wuzz…seperti pembalap Sumaker dari Jerman (Jejer Kauman). Tentu, harapan kiri-kiri ini tinggi. Sebab, meskipun mereka dapat untung dari salurkan dana perusahaan kaya untuk dukung Damarwulan, tapi tujuannya tetap taruh orang jadi Abdi Dalem. 

Beda dengan Paguyuban Salaharah Indonesia, baik gerbongnya GerMo & Tempe maupun anasir seperti Gabrul Yesman, yang sepertinya hanya iseng-iseng berhadiah karena sadar Damarwulan dulu mereka ejek-ejek. Kuatir kalo ketahuan. Nah, kiri-kiri pun kabarnya sudah diberi peringatan kalo mau mendekat Damarwulan. Mereka diminta agak menjauh, mungkin ini saran Tim Transistor karena mereka, khususnya Satria-Hastag-Kabar memang punya sejarah konflik dengan kiri-kiri.

Satria Hadramaut saat mahasiswa di Ngajogjo jadi ujungtombak grup kanan dalam memerangi kiri karena memang dia alergi kiri. Orang yang pandai beretorika dengan logika kosong ini dulu bekerja sama dengan Orba untuk gilas gerakan kiri di padepokan Gajah Mungkur. Hastag ‘gilo’ karena meskipun banyak teman-temannya kader K1 menyusup ke kiri, namun ternyata sebagian besar kiri nggak suka gerakan keagamaan fundamentalis macam Taksebul. . Apalagi setelah terbongkar bahwa ternyata Grup Jenderal B, klik Tanahmerah. Jaringan Taksebul selama 90-an menunggangi kiri-kiri untuk merongrong kekuatan Islam. 

Habudi, Raja waktu itu, kena rongrong geng ini. Jaringan internasional pun mereka mainkan,  hingga sekelas raja negeri Singa yang kecil berani maki-maki raja kita.  NGISIS yang rame sekarang belum apa-apanya dibanding jaringan Taksebul. Makanya, pembongkar klik Tanahmerah fundamentalis K1 alias Taksebul, saat ini menghadapi propaganda gelap. Sebuah blog yang dirancang kader Taksebul pun dibuat untuk serang anti Taksebul. Niat amat. Kabar Ngasal yang juga alergi kiri, karena dia pernah kalah bersaing dengan kiri-kiri sewaktu nyantrik di Ki Lurah. 

Kabar awalnya juga tergolong himpunan mahasiswa ingusan seperti Satria, tapi di kota asal Batara Kala. Sekitar sewindu terakhir, kabar selalu berpindah: sempat menepuk-nepuk bokong Ki Lurah, mencium puser Jenderal Tukang Nyamar, menjilati dada berbulu si Brewok, dan sekarang menyelinap ke ketiak Damarwulan. Tak peduli hidungnya bau.

Sejauh ini, hanya Anduk dan Ronce yang moderat dengan kiri-kiri itu. Anduk adalah pewaris Jenderal yang dikenal anti Islam dan bertanggungjawab atas beberapa peristiwa di Tanah Timur. Sementara Ronce adalah wakil taipan-taipan kroni Orde baru. Keduanya merasa beruntung jika ada kiri-kiri yang mau sungkem dan cium tangan mereka.  Makanya kiri-kiri  sekarang galau. Mau setor nama calon-calon Abdi Dalem yang sudah lolos kontes Abdi Dalem Idol harus lewat Tim Transistor yang sebagian anti mereka, dan sebagian lagi mau memanfaatkan mereka untuk membersihkan kotoran lama. Karena itu, kita lihat ke depan,  Apakah kiri-kiri itu tetap bermuka badak mengejar kursi atau muncul strategi baru? Yang pasti kiri-kiri harus siap-siap untuk kembali jadi RELAWAN: di(RE)mehkan (LA)lu mela(WAN). 

Dalam sebuah rapat Tim Transistor, Satria-Hastag-Kabar konon menutupi info-info tentang kiri dan saat Damarwulan nanya, mereka menyindir ramai-ramai. Jika himpunan mahasiswa ingusan dan Taksebul bersatu, siapa bisa lawan? Bisa diduga, Damarwulan makin lengket dengan kanan dan berpotensi mendorong kiri ke jalanan lagi. Demikian berita dari penjual nasgor yang lewat di Jl. Situbrondong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar