Total Tayangan Halaman

Jumat, 13 Juni 2014

Penjelasan Prabowo Subianto Terkait Penculikan, Kerusuhan Mei 98 Bagian III oleh Moulizie Enoval

Berikut ini bagian ke III penjelasan Bapak Prabowo Subianto terkait Penculikan, Kerusuhan Mei 98

Soal anggapan bahwa para jenderal ingin menyingkirkan Anda, apakah ini disebabkan oleh sikap Anda sebelumnya yang disebut arogan, karena dekat dengan pusat kekuasaan? Saya akui, itu ciri khas. Dan itu jadi senjata buat yang ingin menjatuhkan. Tapi kita lihat kepemimpinan itu dari output. Bisa tidak meraih prestasi kalau prajuritnya tak semangat. Semangat itu tidak bisa dibeli dengan uang. Kadang-kadang mereka mau mati karena bendera.  Kain itu harganya berapa? Tentara Romawi mati-matian demi bendera. Itu kan kebanggaan.  Bagaimana? Saya ciptakan teriakan, berapa harganya? Saya dapatkan dari gaya suku dayak.

Teriakan panjangitu bisa membangkitkan semangat, mengurangi ketakutan, dan menakutkan musuh, Pakai duit berapa? Tapi hal-hal ini tidak populer di mata the salon officer. Apa nih Prabowo pakai nyanyi-nyanyi segala. Pakai bendera, pakai teriakan. Kenapa orang fanatik membela sepakbola, sampai membakar, ini psikologi massa.  Masa kita mau mati karena uang? Buat apa uangnya kalau kita harus mati. Sebagai menantu presiden saat itu, tentu Anda lebih mudah naik pangkat dibanding yang lain. Ini bikin cemburu juga kan? 

Ya, tapi akses kepada penguasa politik. Itu wajar. Jenderal Colin Powell, peringkat ke berapa dia bisa jadi Panglima Tentara AS, Dia bekas sekretaris militer Bush waktu jadi wakil presiden. Jadi, waktu Bush jadi presiden, dia jadi panglima. Bahwa saya punya akses kepada penguasa politik, saya sependapat. Tapi kan bukan hanya saya. Pak Wiranto kan dari ajudan presiden. Langsung kasdam, langsung pangdam, langsung pangkostrad. 

Itu kan tuduhan saja kepada saya. Coba dilihat berapa kali saya VC (kontak senjata langsung di medan operasi), berapa kaliber tugas di daerah operasi, berapa kali  tim saya di Kopassus merebut kejuaraan, berapa kali  operasi militer saya slsaikan, apa yang saya buat di Mount Everest itu kan mengangkat bangsa. Berapa saya melatih prajurit komando dari beberapa negara. Itu kan tidak dilihat. Yang dicari cuma daftar dosa saya, Ya memang kalau you dalam keadaan kalah politik, segala dosa bisa ditemukan. Dia keluar negeri nggak izin, dia ini, dia itu. Semua bisa ketemu. Kalau menang? Itu kan politik 

Jordania, seolah menjadi negara ibu yang kedua bagi Letjen TNI (Purn.) Prabowo Subianto. Di Amman, ibu kota Yordania yang terletak dijazirah Arab, mantan pangkostrad ini tinggal di apartemen.  Prabowo yang dicopot dari jabatan dan kariernya di ABRI, mengaku jatuh cinta pada Jordania tanpa sengaja. Saat saya disingkirkan oleh ABRI, oleh elite politik di Indonesia, negeri ini menerima saya dengan baik.  Persahabatannya dengan Raja Abdullah dimulai kala sang raja masih pangeran dan menjadi komandan tentara Jordania. Mereka bertemu di AS,tak lama setelah Prabowo selesai berobat di Jerman, setelah pensiun dari militer tahun lalu.

Pangeran Abdullah menyatakan simpati dan mengundangnya mampir ke Amman. Undangan itu dipenuhi Pada hari dan jam yang ditentukan (sekitar pukul 1 siang) Prabowoberkunjung ke markas tentara pimpinan Pangeran Abdullah. Terkejut dia karena untuk menyambut kehadirannya telah disiapkan upacara penyambutan tamu secara militer. Padahal Prabowo datang mengenakan busana kasual.
 
Oleh anak buah Pangeran Abdullah, Prabowo dipaksa" menginspeksi pasukan. Di ujung barisan, Pangeran Abdullah tampak tersenyum-senyum dan  memeluk. "Di sini, Anda tetap jenderal," bisik Abdullah. Tak lama kemudian, menjelang ayahnya, Raja Hussein mangkat, Abdullah dinobatkan sebagai putra mahkota dan kemudian menjadi Raja Jordania. Tragisnya bangsa ini,  Orang yang memiliki loyalitas dan dedikasi di singkirkan. Entah sampai kapan bangsa ini dipercayakan kepada pengkhianat.

Sekian, Sila Mention ke mas @moulizieenoval jika anda ingin menyanggah kultwittnya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar