Total Tayangan Halaman

Minggu, 18 Mei 2014

Filsafat Pancasila

Pengertian Filsafat

Dalam wacana Sains sebenarnya pengertian filsafat adalah sangat sederhana dan mudah difahami. 
Filasfat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Dengan lain perkataan selama manusia hidup, maka sebenarnya ia tidak dapat mengelak dari filsafat, atau dalam kehidupan manusia senantiasa berfilsafat. Jikalau seseorang berpandangan bahwa materi merupakan sumber kebenaran dalam kehidupan, maka orang tersebut berfilsafat materialisme. Jikalau seseoranga berpandangan bahwa kenikmatan merupakan nilai terpenting dan tertinggi dalam kehidupan maka orang tersebut berpandangan filsafat hedonisme, demikian juga jikalau seseorang berpandangan bahwa dalam kehidupan masyarakat dan bernegara adalah kebebasan individu, maka orang tersebut berfilsafat liberalisme, jikalau seseorang memisahkan antara kehidupan kenegaraan atau kemasyarakatan dan kehidupan agama, maka orang tersebut berfilsafat sekulerisme, dan banyak pandangan filsafat lainnya. 

sebelum difahami lebih lanjut tentang pengertian filsafat maka dipandang penting untuk terlebih dahulu memahami istila dan pengertin "filsafat". Secara etimologis (bahasa) istilah "Filsafat" berasal dari bahasa yunani "philein" yang artinya "cinta" dan "sophos" yang artina "hikmah" atau "kebijaksanaan " atau "wisdom" (Nasution, 1973). Jadi secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan. Hal ini tampaknya sesuai dengan sejarah timbulnya ilmu pengetahuan, yang sebelumnya belum di naungi filsafat. Jadi manusia dalam kehidupan pasti memilih apa pandangan dalam hidup yang dianggap paling benar, paling baik dan membawa kesejahteraan dalam kehidupannya, dan pilihan manusia sebagai suatu pandangan dalam hidupnya itulah yang disebut filsafat. Pilihan manusia atau bangsa dalam menentukan tujuan hidupnya ini dalam rangka untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupannya.

Jika ditinjau dari lingkup bahasannya, maka filsafat meliputi bidang bahasan antara lain tentang manusia, masyarakat, alam, pengetahuan, etika, logika, agama, estetika, dan bidang lainnya. Oleh karena ini seiring dengan perkembangan sains, maka muncul dan berkembang pula ilmu filsafat yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu, misal ilmu filsafat sosial, filsafat hukum, filsafat politik, filsafat bahasa, filsafat ilmu pengetahuan, filsafat lingkungan, filsafat agama, dan filsafat yang berkaitan dengan bidang ilmu lainnya. 

Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah tersebut dapat dikelompokkan menjad 2 macam sebagai berikut :

  1. Filsafat sebagai produk --> yang mencakup pengertian  bahwa filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari para filsuf  terdahulu, teori, sistem atau pandangan tertentu. yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan mempunyai ciri-ciri tertentu . Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari hasil aktifitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai ciri-ciri khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan filsafat ini di selesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian filsafat sebagai proses yang dinamis )
  2. Filsafat sebagai suatu proses mencakup pengertian bahwa filsafat sebagai suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan masalah dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dalam pengertian ini tidak lagi hanya merupakan sekumpulan dogma yang hanya diyakini ditekuni dan difahami sebagai suatu sistem nilai tertentu, tetapi lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan cara dan metode tersendiri.
Pengertian Pancasila sebagai Suatu Sistem 

Pancasila yang terdiri dari 5 sila pada hakikatnya adalah sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama  untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Suatu kesatuan bagian-bagian 
  2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri 
  3. Saling berhubungan, saling ketergantungan 
  4. Kesemuanya, dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem) 
  5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich, 1974:22) 
Pancasila yang terdiri dari bagian-bagian yaitu sila-sila pancasila, setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri tujuan tertentu, yaitu suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas 5 sila yang masing-masing azas peradaban. Namun demikian sila-sila Pancasila itu bersama-sama merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Maka dasar filsafat negara Pancasila adalah merupakan suatu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal. Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila lainnya. 

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Antar sila-sila pancasila itu saling berikaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa di kualifikasi oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian maka pancasila pada hakikatnya adalah sistem dalam pengertian bahwa bagian-bagian, sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat difahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan suatu sistem dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem filsafat lainnya antara lain : Materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, sosialisme dan sebagainya. 

Kenyataan pancasila yang demikian ini disebut kenyataan objektif yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain, atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan objektif yang ada pada Pancasila memperlihatkan bahwa pancasila memiliki ciri khas dan berbeda dengan sistem-sistem filsafat yang lainnya misalnya liberalisme, materialisme, komunisme dan aliran filsafat lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khas secara objektif (notonagoro, 1975 :14) Misalnya kita mengamati jenis-jenis logam tertentu, emas, perak, tembaga dan lainnya. Kesemua jenis logam tersebut memiliki ciri khas tersendiri antara lain berat jenis, warna, sifat molekulnya dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu adalah sifat objektif yang dimiliki oleh logam-logam yang disebutkan tadi. Jadi ciri khas yang dimiliki itu menunjukkan jati diri, atau sifat khas yang tidak dimiliki oleh lainnya. Oleh karena itu Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki ciri khas yang mana tidak terdapat pada sistem filsafat lainnya. 

< sekian dulu nanti aku lanjutkan > 

  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar