Oleh
: Roy Daroyni
Mesin
mobil bernafas ? Tentu saja. Seperti halnya manusia,
semua bentuk konversi energy selalu diperoleh dari proses pembakaran makanan
atau bahan bakar yang melibatkan oksigen dari proses pernafasan. Bagaimana
mesin F1 mendapatkan oksigennya ? Dan seberapa efisien mesin F1 bernafas ?
Berikut Penjelasannya.
Mesin F1 menghisap
udara dengan cara menggerakkan pistonnya kebawah pada langkah isap (katup isap
terbuka). Kemudian udara segar akan terisap ke dalam silender setelah
sebelumnya masuk melalui saluran masuk yang disebut intake-runner. Gerbang pertama bagi udara untuk masuk ke mesin
adalah melalui lubang diatas helm pebalap. Lubang ini sengaja diposisikan di
bagian paling atas dari mobil untuk membuat udara yang masuk sebisa mungkin
bebas dari polusi gas buang kendaraan di depannya dan debu-debu sirkuit.
Jika suatu mesin mampu
menghisap udara lebih banyak, maka semakin efisien pernafasannya. Karena itu,
di antara insinyur mesin dikenal satu parameter untuk menunjukkan efisiensi
pernafasan mesin yang disebut dengan Efisiensi Volumetrik. Parameter ini
membandingkan massa udara yang secara actual diisap oleh mesin dengan parameter
acuan (referensi) yaitu massa udara yang semestinya bisa di isap oleh mesin.
Makin tinggi efisiensi volumetrik, tentu makin baik karena tenaga mesin
meningkat. Sebab makin banyak udara masuk, maka airflowmeter yang memonitor
laju udara akan melaporkan ini pada komputer mesin, dan selanjutnya komputer
memerintahkan system injeksi bahan bakar untuk menyemprotkan bensin lebih
banyak sesuai kenaikan laju udara. Jika besarnya efisiensi volumetrik suatu
mesin sama dengan satu, maka itu artinya mesin yang bersangkutan telah bernafas
dengan sempurna.
Massa udara referensi
dihitung pada temperature normal udara (dalam fisika biasanya disebut sebagai room temperature) dan tekanan normal
udara luar (yang biasa disebut sebagai 1 atmosphere).
Massa udara yang menjadi referensi adalah 1,16 kg/m3. Ini artinya,
jika volume mesin F1 saat ini adalah 2400 cc dengan 8 silender, maka tiap
silender mestinya mampu menghisap udara sebanyak 0,348 gram tiap siklusnya.
Jika, mesin berputar secepat 18.000 rpm, maka mesin F1 semestinya mampu
menghisap udara sebanyak 417 gram setiap detiknya.
Pada kenyataanya, massa
udara yang terisap oleh mesin F1, jauh lebih sedikit daripada jumlah itu karena
udara banyak sekali mengalami kehilangan tekanan (pressure loss) dalam perjalanannya menuju silinder. Pertama, udara
mengalami gesekan pada dinding saluran masuk (intake-runner), lalu bergesekan lagi dengan katup bukaan gas (throttle-valve), dan setelah itu masih
juga bergesekan dengan lubang katup isap yang sempit.
Hambatan lain adalah
durasi bukaan katup isap yang amat sangat singkat yaitu hanya sekitar 10
millisecond atau 1/1000 detik pada rpm maksimum (18.000 rpm). Padahal udara,
walau sangat ringan, tetap saja mempunyai massa-inersia yang membuatnya
membutuhkan waktu untuk masuk ke silinder. Akibatnya, semakin tinggi putaran
mesin efisiensi volumetric juga akan jauh menurun.
Masalah lain adalah
panasnya temperature di dalam ruang mesin. Kita tahu bahwa udara gampang sekali
memuai pada setiap kenaikan temperature. Artinya semakin panas temperature,
maka massa jenis udara akan turun secara signifikan sehingga semakin sedikit
pula udara yang masuk kedalam silinder
Dengan banyaknya
hambatan yang ada maka kehilangan tekanan yang terjadi menjadi amat besar
sehingga sebenarnya mesin F1 bernafas dengan amat tidak efisien jika
dibandingkan dengan mesin pada umumnya.
Namun demikian,
berberapa hal telah diupayakan oleh para insinyur F1 dalam meningkatkan
efisiensi pernafasan ini walaupun beberapa upaya lain telah dilarang oleh FIA
Usaha yang tidak, atau
belum, dilarang FIA adalah meniadakan intake-manifold.
Berbeda dengan mesin biasa yang dipakai oleh mobil jalan raya, mesin F1
mempunyai jumlah throttle-valve yang
sama dengan jumah silindernya karena mesin F1 tidak mempunyai intake-manifold. Jadi tiap silinder mempunyai
saluran udara masuk (intake-runner)
masing-masing secara secara individual dengan throttle-valve di masing-masing intake
runner. Kondisi ini membuat saluran
udara yang akan masuk ke silinder lebih mempunyai “jalan” yang lebar karena
tidak harus melalui “jalanan sempit” berupa intake
manifold. Keuntungan lain dari tidak adanya intake-manifold adalah bukaan throttle
di tiap silinder bisa dibuat tidak
seragam untuk membatasi power mesin. Pembatasan ini berguna saat traction-control bekerja dan memberikan
sinyal kepada computer bahwa grip ban hilang akibat kelebihan power.
Beberapa upaya
peningkatan efisiensi pernafasan lain yang telah dilarang FIA adalah :
Memberikan tekanan (kompresi) pada udara masuk, lebih dikenal orang dengan turbocharger atau supercharger. Dengan turbocharger
atau supercharger, efisiensi
volumetric yang didapat bisa lebih daripada 100% karena udara ditekan dan
dipaksa masuk. Ini berarti tidak ada power mesin yang terbuang untuk menghisap
udara. Sayangnya turbocharger dan supercharger telah dilarang FIA sejak
musim 1989, tetapi akan diperbolehkan lagi di musim 2014.
Mendinginkan
temperature udara sebelum masuk ke silinder. Usaha ini dapat dilakukan dengan
memasang berat extracharger (mesin
penukar gas) sebelum udara masuk pada intake-runner
atau juga bisa dengan cara meninjeksikan air (water) pada silinder. Namun
kedua kemungkinan itu tidak mungkin dilakukan karena dilarang oleh FIA.
Membuat
katup isap sebesar mungkin. Upaya ini telah dibatasi oleh FIA dengan cara
membatasi silinder mesin yang dilakukan FIA sejak awal musim 2006. Sebetulnya
tujuan utama pembatasan diameter silinder adalah pembatasan rpm mesin, namun
ternyata dampaknya juga menghilangkan salah satu upaya peningkatan efisiensi
pernafasan mesin. Dengan
keterbatasan-keterbatasan di atas, mesin F1 yang performanya sudah luar biasa
itu, ternyata bernafas dengan amat tidak efisien. Bisa dibayangkan andaikan turbocharger tidak dilarang FIA, power mesin dapat dipastikan akan
melambung jauh karena mesin F1 sesungguhnya sangat membutuhkan “bantuan
pernafasan” lebih daripada kebutuhan mesin biasa.
Sumber : Majalah F1
Racing Edisi Juli 2012 pada halaman 94-95
Tidak ada komentar:
Posting Komentar